Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Tanggal 22 Desember Ada Fenomena Solstis, Saat Bumi Sedang Panas-panasnya
19 Desember 2022 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Baru-baru ini, masyarakat dibuat heboh dengan adanya sebuah video narasi di TikTok yang menyebutkan tidak boleh keluar rumah pada 21 Desember 2022 mendatang. Hal ini dikaitkan dengan adanya fenomena solstis yang akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Lantas apa sebenarnya fenomena solstis dan apa dampaknya pada manusia?
Menjawab hal itu, Andi Sitti Mariyam Dosen Astronomi UM Surabaya mengatakan, fenomena solstis menggambarkan posisi matahari yang tepat berada di bumi bagian lintang selatan.
Mariyam menjelaskan, dalam satu tahun, bumi mengelilingi matahari satu kali putaran penuh. Namun manusia di bumi justru merasakan seolah-olah matahari yang mengelilingi bumi.
Akibat kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap sumbu bidang edar bumi mengelilingi Matahari, menyebabkan posisi matahari yang berubah-ubah sepanjang tahun relatif terhadap Bumi.
Di antaranya matahari akan berada dua kali di ekuinoks, yaitu matahari tepat berada di atas ekuator bumi saat tengah hari. Dan dua kali berada di Solstis, yaitu posisi matahari saat berada di titik balik Utara dan Selatan.
ADVERTISEMENT
"Matahari ketika seolah mengelilingi bumi, dia melewati daerah-daerah dari-23 lintang utara, sampai 23 lintang selatan. Pada tanggal 21-22 Desember, saat fenomena solstis, saat tengah hari matahari tepat berada di atas kepalanya orang yang berada di daerah 23,5 lintang selatan, seperti di daerah Australia atau daerah selatan. Tidak sedang berada di atasnya Indonesia, karena Indonesia berada di sekitar 0⁰ karena kita berada di ekuator atau khatulistiwa," kata Mariyam ketika dihubungi Basra, Senin (19/12).
Pakar astronomi ini mengungkapkan, fenomena solstis merupakan fenomena matahari di titik balik Utara maupun Selatan. Selain itu, fenomena ini adalah fenomena rutin setiap tahun yang tidak perlu dikhawatirkan.
"Solstis itu artinya titik balik. Jadi waktu matahari di 21 Desember itu ia berada di titik balik selatan. Enam bulan kemudian kebalikannya, sekitar 21 Juni, Matahari berada di utara. Enggak perlu ditakutkan, apalagi untuk orang di wilayah Indonesia. Fenomena ini menjelaskan perbedaan Musim di belahan bumi utara dan Selatan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Mariyam menuturkan, daerah yang mengalami biasanya akan terasa lebih panas. Itu sebabnya saat 21 Desember di daerah Selatan akan mengalami musim panas dan siang hari yang lebih panjang di bandingkan waktu malam.
Sedangkan di saat yang sama belahan Bumi utara akan mengalami musim dingin.
"Matahari Kalau pas berada tegak lurus di atas kepala orang di daerah lintang tersebut, memang dia terasa lebih panas. Energi yang mengenai daerah tersebut lebih besar, tapi sebetulnya tidak ekstrem, karena itu memang sudah rutin, setiap tahun akan terjadi seperti itu," tuturnya.
Untuk menghadapi fenomena solstis, Mariyam berpesan agar masyarakat tidak perlu resah.
"Di Indonesia, puncak radiasi matahari maksimum justru di sekitar tanggal 23 September atau 21 Maret, yaitu saat matahari berada di ekuinoks. Kalau di Surabaya yang berada di 7 derajat lintang selatan, akan mengalami hari-hari yang panas di awal Oktober. Itu fenomena matahari tepat di kepala kita. Saat itu terjadi kita bisa prepare dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kalau kata dokter mungkin minum lebih banyak, untuk menghindari dehidrasi," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, meluruskan, jika fenomena solstis tahun ini bukan terjadi pada 21 Desember 2022, melainkan pada 22 Desember 2022.